What is literature, what is a text?

In most cases, literature is referred to as the entirety of written expression, with the restriction that not every written text can be categorized as literature in the more exact sense of the words. Some people define literature as the art of written works.

Etymologically, the Latin word ‘litteratura’ is derived from ‘littera’ (letter), which is the smallest element of alphabetical writing. The word text is related to ‘textile’ and can be translated as ‘fabric’, since as single threads form a fabric, words and sentences form a meaningful and coherent text. The origins of the two central terms are not of great help in defining literature or text; it’s just derived us to look at literature or text as cultural and historical phenomena and to investigate the conditions of their product.

Literary production is certainly the human wishes to leave behind a trace of oneself through creative expression, which will exists detached from the individual and therefore, outlast its creator. The earliest remain of this creative wish are prehistoric paintings in caves, which hold ‘encoded’ information in the form of visual signs. Not only the visual, but also the acoustic element, the spoken word, is an integral part of literature, for the alphabet translates spoken words into signs. Before writing developed as a system of signs, ‘text’ was passed on orally. Audio-literature and the lyrics of songs display the acoustic features of literary phenomena.

Genre, text type and discourse

Literary criticism resorts to the concept of evolution (development) and to criteria of classification to distinguish various genres. The term genre usually refers to one of the three classical literary forms; epic, drama or poetry. Although this old classification is still in use, the tendency today is to abandon the term epic and introduce prose, fiction or prose fiction for the relatively young literary forms of the novel and short story.

Text type refers to highly conventional written documents which cannot be categorized under the canonical genres of fiction, drama and poetry; such as instruction manuals, sermons, obituaries, advertising texts, catalogues, and scientific/scholarly writing.

Discourse is used as a term for any kind of classifiable linguistic expression. It has become a useful denotation for various linguistic conventions referring to areas of content and theme. The classifications for these forms of linguistic expression are based on levels of content, vocabulary, syntax, as well as stylistic and rhetorical elements. Whereas the term of text type refers to written documents, discourse includes written and oral expression.

Primary and secondary sources

Traditional literary studies distinguish between the artistic object or primary source and its scholarly treatment in a critical text, or secondary source. Primary sources denote the traditional objects of analysis in literary criticism, including texts from all literary genres, such as fiction, poetry or drama. While the term secondary source is applied to texts which are published primarily in scholarly journals such as articles or essays, book reviews and notes (brief comments on a very specific topic).

In terms of content, secondary literature tries to uphold those standards of scholarly practice which have, over time, been established for scientific discourse, including objectivity, documentation of sources and general validity. The readers have to be able to check and follow the arguments, results and statements of literary criticism.

The scholarly documentation of the sources should permit the reader to refer back to the original texts and thus make it possible to compare results and judge the quality of the interpretation.

A number of formal criteria have evolved in literary criticism which can be summarized in term critical apparatus, which includes some elements: footnotes/endnotes, providing comments on the main text or references to further secondary or primary sources; a bibliography (or list of works cited); and, possibly, an index.


Forms of Secondary Sources

Publishing Media

Essay (article)

Journal

Note

Anthology (collection essays published): compiled by one or several editors on a specific themes

Book Review

Festschrift: anthology which is published in honor of a famous researcher

Review Article

book

Monograph

Formal Aspect of Secondary Literature

Aspects of Content

Footnotes

Objectivity

Bibliography

Lucid arguments

Index

General validity of thesis

quotations

Ayo Menulis


Menulis merupakan satu dari sekian banyak tradisi peradaban manusia yang telah diwariskan sejak dulu. Dimulai dari sejak masa manusia purba pada permulaan masa sejarah (masa sejarah sendiri berarti masa setelah manusia mengenal tulisan), yang diawali dengan gambar-gambar sederhana yang dipahat di dinding-dinding gua, berkembang menjadi tulisan yang menggunakan simbol-simbol khusus yang mewakili maksud/makna tertentu seperti pada contoh tulisan mesir kuno dan terus berkembang menjadi tulisan dengan menggunakan huruf seperti sekarang.

Ketika kita berbicara mengenai menulis, mungkin yang ada di benak sebagian besar orang hanyalah sebuah kegiatan yang hanya melibatkan pena dan kertas yang membosankan dan tidak menyenangkan. Akan tetapi, bagi sebagian orang lainnya menulis merupakan sebuah hobi yang sangat menarik dan menyenangkan. Bahkan dari hobi yang tadinya hanya sekedar kegiatan pengisi waktu luang tersebut banyak orang telah mendapat pencapaian besar dalam hidupnya. Sebagai contoh kita bisa melihat Andrea Hirata yang telah berhasil menjadi seseorang yang dikenal luas di masyarakat karena buah karyanya yang fenomenal, Laskar Pelangi. Hal ini sangat membanggakan, mengingat latar belakang pendidikannya adalah ekonomi, dan jelas tak ada sangkut pautnya dengan dunia sastra. Selain Andrea Hirata, satu orang lagi yang cukup menggebrak dalam dunia kepenulisan adalah JK Rowling, sang penulis novel Harry Potter yang sudah dialihbahasakan ke berbagai bahasa dan sekarang sudah sangat familiar bagi sebagian besar warga dunia. Konon kabarnya royalti yang beliau dapatkan dari hasil karyanya tersebut sudah berhasil mensejajarkan kekayaannya dengan ratu Elizabeth dari Inggris. Ini adalah salah satu bukti bahwa hobi yang dikembangkan secara konsisten akan menghasilkan sesuatu yang bisa dibangakan.

Hobi menulis merupakan sebuah hobi yang sangat positif. Dengan menulis seseorang dapat berhubungan dengan jutaan orang melalui tulisannya dan berbagi ide serta pemikiran melalui kata-kata tanpa perlu bersuara.

Kegiatan menulis apabila dikerjakan secara berkesinambungan akan menghasilkan dampak-dampak positif bagi si penulis. Menulis dapat membantu seseorang mengembangkan kepribadiannya, sebab dengan menulis seseorang akan lebih mengenal dirinya sendiri, pemikiran-pemikirannya, mengetahui apa yang disukai dan dibenci oleh dirinya, apa yang benar-benar diinginkannya, serta membantu mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan di sekitarnya. Dengan demikian orang tersebut akan berkembang menjadi seseorang yang mampu berpikir kritis dan inovatif dalam menghadapi setiap masalah yang timbul dalam hidupnya.

Selain itu, kegiatan menulis juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita. Sebab untuk menjadi seorang penulis yang baik tentunya kita harus menjadi pembaca yang baik pula. Hal ini dikarenakan untuk membuat suatu tulisan yang berkualitas mengenai suatu hal kita harus mampu mengungkapkan hal tersebut dari berbagai sudut pandang sebagai bahan perbandingan dengan tujuan untuk mempertegas maksud serta menguatkan argumen yang kita ungkapkan.

Terlepas dari semua manfaat hobi menulis yang saya sebutkan diatas, tak banyak diantara kita yang memiliki kegemaran ini. Bukanlah suatu hal yang aneh ketika seseorang mengatakan bahwa dirinya tidak suka menulis karena menulis itu membosankan, atau karena ia mengalami banyak hambatan selama proses mencoba menulis seperti kehabisan ide atau merasa tak memiliki bakat untuk menulis.
Tapi justru disanalah letak dari seni menulis itu sendiri. Inspirasi tak perlu kita cari, karena ia yang akan menghampiri kita pada saat yang tepat.

Mengutip dari perkataan salah satu dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di UPI ini, ”Stuck saat menulis adalah orgasme terbesar bagi seorang penulis, karena orang yang tidak menulis takkan pernah tahu seperti apa rasa puas yang kita dapat ketika berhasil menerobos jalan buntu dalam pikiran kita”. Bukankah akan sangat menyenangkan sekali apabila kita dapat membuat sebuah tulisan, kemudian tulisan tersebut mendapat apresiasi dari orang yang membacanya, terlebih apabila tulisan kita itu dapat dimuat di media massa dan mendapat penghargaan ataupun pujian dari khalayak?

Oleh karena itu, marilah kita galakkan hobi menulis di kalangan pelajar dan mahasiswa, karena ciri majunya peradaban suatu bangsa akan terlihat dari berapa banyaknya tulisan (buku) yang dibuat oleh bangsa itu. Sudah saatnya bangsa kita bangkit dari keterpurukan di berbagai bidang selama ini. Jangan takut untuk menulis, karena sekali lagi, menulis bukanlah persoalan bakat.

Advantages of Homeschooling

Homeschooling has been a controversy since it’s rising in Indonesia several years ago. Many people consider it as ineffective way of education. But in fact, home schooling gives the families more advantages than the ordinary formal schools. Here are some of the advantages:

First, most of homeschooled students have educational freedom. They are free to choose what they want to study at anytime and anywhere they want. It doesn’t mean that they don’t learn the basic materials, but the materials are given depends on the students’ ability, maturity and interest level. They can progress quickly or slowly, according to their abilities.

Secondly, homeschooling enable the parents and the kids to be flexible in their schedule. They will find a kind of physical freedom when they are no longer revolving the school hours, homework, or the school calendar. They have more chance to have more vacations and visit parks or museums every week.

Besides, the homeschooled students also have emotional freedom since they spend time in a diverse, real world environment and they are free of peer pressure, competitions, boredom, or bullies; which often happen in the formal schools today.

The families also get a religious freedom, because homeschooling provides the opportunity for them to incorporate their beliefs into their daily lives. Parents can transmit their values to children and shelter them from negative influence.

One of the most advantageous points of homeschooling is it creates a closer relationship between the parents and the children. Its flexibilities help the family trough their difficult times, such as when they move from a city to another, a new baby, an illness, a death in the family, or another obstacle.

Finally, the homeschooled students have more time to rest. Early classes in formal schools are devastating for some students, especially for those who are not morning people. Homeschooling enables the students to study anytime they want.

Oranges

Gary Soto (1995)
The first time I walked
With a girl, I was twelve,
Cold, and weighted down
With two oranges in my jacket.
December. Frost cracking
Beneath my steps, my breath
Before me, then gone,
As I walked toward
Her house, the one whose
Porch light burned yellow
Night and day, in any weather.
A dog barked at me, until
She came out pulling
At her gloves, face bright
With rouge. I smiled,
Touched her shoulder, and led
Her down the street, across
A used car lot and a line
Of newly planted trees,
Until we were breathing
Before a drugstore. We
Entered, the tiny bell
Bringing a saleslady
Down a narrow aisle of goods.
I turned to the candies
Tiered like bleachers,
And asked what she wanted -
Light in her eyes, a smile
Starting at the corners
Of her mouth. I fingered
A nickel in my pocket,
And when she lifted a chocolate
That cost a dime,
I didn't say anything.
I took the nickel from
My pocket, then an orange,
And set them quietly on
The counter. When I looked up,
The lady's eyes met mine,
And held them, knowing
Very well what it was all
About.

Outside,
A few cars hissing past,
Fog hanging like old
Coats between the trees.
I took my girl's hand
in mine for two blocks,
Then released it to let
Her unwrap the chocolate.
I peeled my orange
That was so bright against
The gray of December
That, from some distance,
Someone might have thought
I was making a fire in my hands.

My Favorite Sites

Tugas setumpuk, kurang material. Huft,. bete >.<"
But wait!!
Ada beberapa situs yang lumayan reliable buat dijadiin sumber materi.
Situs-situs ini saya temukan ketika sedang mencari bahan tugas grammar n_n"

Mau tau apa aja?
ni dia:
http://faculty.deanza.edu
http://www.docstoc.com

sementara ini, segitu dulu ya,. n_n

Ayo Menulis!

Menulis merupakan satu dari sekian banyak tradisi peradaban manusia yang telah diwariskan sejak dulu. Dimulai dari sejak masa manusia purba pada permulaan masa sejarah (masa sejarah sendiri berarti masa setelah manusia mengenal tulisan), yang diawali dengan gambar-gambar sederhana yang dipahat di dinding-dinding gua, berkembang menjadi tulisan yang menggunakan simbol-simbol khusus yang mewakili maksud/makna tertentu seperti pada contoh tulisan mesir kuno dan terus berkembang menjadi tulisan dengan menggunakan huruf seperti sekarang.

Ketika kita berbicara mengenai menulis, mungkin yang ada di benak sebagian besar orang hanyalah sebuah kegiatan yang hanya melibatkan pena dan kertas yang membosankan dan tidak menyenangkan. Akan tetapi, bagi sebagian orang lainnya menulis merupakan sebuah hobi yang sangat menarik dan menyenangkan. Bahkan dari hobi yang tadinya hanya sekedar kegiatan pengisi waktu luang tersebut banyak orang telah mendapat pencapaian besar dalam hidupnya. Sebagai contoh kita bisa melihat Andrea Hirata yang telah berhasil menjadi seseorang yang dikenal luas di masyarakat karena buah karyanya yang fenomenal, Laskar Pelangi. Hal ini sangat membanggakan, mengingat latar belakang pendidikannya adalah ekonomi, dan jelas tak ada sangkut pautnya dengan dunia sastra. Selain Andrea Hirata, satu orang lagi yang cukup menggebrak dalam dunia kepenulisan adalah JK Rowling, sang penulis novel Harry Potter yang sudah dialihbahasakan ke berbagai bahasa dan sekarang sudah sangat familiar bagi sebagian besar warga dunia. Konon kabarnya royalti yang beliau dapatkan dari hasil karyanya tersebut sudah berhasil mensejajarkan kekayaannya dengan ratu Elizabeth dari Inggris. Ini adalah salah satu bukti bahwa hobi yang dikembangkan secara konsisten akan menghasilkan sesuatu yang bisa dibangakan.

Hobi menulis merupakan sebuah hobi yang sangat positif. Dengan menulis seseorang dapat berhubungan dengan jutaan orang melalui tulisannya dan berbagi ide serta pemikiran melalui kata-kata tanpa perlu bersuara.

Kegiatan menulis apabila dikerjakan secara berkesinambungan akan menghasilkan dampak-dampak positif bagi si penulis. Menulis dapat membantu seseorang mengembangkan kepribadiannya, sebab dengan menulis seseorang akan lebih mengenal dirinya sendiri, pemikiran-pemikirannya, mengetahui apa yang disukai dan dibenci oleh dirinya, apa yang benar-benar diinginkannya, serta membantu mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan di sekitarnya. Dengan demikian orang tersebut akan berkembang menjadi seseorang yang mampu berpikir kritis dan inovatif dalam menghadapi setiap masalah yang timbul dalam hidupnya.

Selain itu, kegiatan menulis juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita. Sebab untuk menjadi seorang penulis yang baik tentunya kita harus menjadi pembaca yang baik pula. Hal ini dikarenakan untuk membuat suatu tulisan yang berkualitas mengenai suatu hal kita harus mampu mengungkapkan hal tersebut dari berbagai sudut pandang sebagai bahan perbandingan dengan tujuan untuk mempertegas maksud serta menguatkan argumen yang kita ungkapkan.

Terlepas dari semua manfaat hobi menulis yang saya sebutkan diatas, tak banyak diantara kita yang memiliki kegemaran ini. Bukanlah suatu hal yang aneh ketika seseorang mengatakan bahwa dirinya tidak suka menulis karena menulis itu membosankan, atau karena ia mengalami banyak hambatan selama proses mencoba menulis seperti kehabisan ide atau merasa tak memiliki bakat untuk menulis.
Tapi justru disanalah letak dari seni menulis itu sendiri. Inspirasi tak perlu kita cari, karena ia yang akan menghampiri kita pada saat yang tepat.

Mengutip dari perkataan salah satu dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di UPI ini, ”Stuck saat menulis adalah orgasme terbesar bagi seorang penulis, karena orang yang tidak menulis takkan pernah tahu seperti apa rasa puas yang kita dapat ketika berhasil menerobos jalan buntu dalam pikiran kita”. Bukankah akan sangat menyenangkan sekali apabila kita dapat membuat sebuah tulisan, kemudian tulisan tersebut mendapat apresiasi dari orang yang membacanya, terlebih apabila tulisan kita itu dapat dimuat di media massa dan mendapat penghargaan ataupun pujian dari khalayak?

Oleh karena itu, marilah kita galakkan hobi menulis di kalangan pelajar dan mahasiswa, karena ciri majunya peradaban suatu bangsa akan terlihat dari berapa banyaknya tulisan (buku) yang dibuat oleh bangsa itu. Sudah saatnya bangsa kita bangkit dari keterpurukan di berbagai bidang selama ini. Jangan takut untuk menulis, karena sekali lagi, menulis bukanlah persoalan bakat.

Education



A lifetime process, that's education!
Dari anak kecil hingga orang lanjut usia tetap diwajibkan untuk mencari ilmu.

Ada pepatah orang arab kuno; "Tuntutlah ilmu hingga ke negeri cina"
artinya, teruslah mencari ilmu, meskipun jauh

Belajar, dan terus belajar!
Tetap semangat!

Melalui blog ini penulis berusaha untuk membagi pengetahuan yang terbatas, dan semua informasi berkaitan dengan dunia akademik.
Semoga bermanfaat!